Pengaruh Media Dalam Kejatuhan Park Geun-hye Sebagai Presiden

Presiden Park Geun-hye atau biasa dikenal sebagai Presiden Park merupakan presiden wanita pertama di Korea. Dan dianggap sebagai salah satu politisi paling berpengaruh dalam masa kepemimpinan Presiden Kim Young-sam dan Kim Dae-jung, Park berhasil terpilih menjadi anggota Majelis Nasional Korea selama empat periode berturut-turut. Presiden Park sendiri merupakan anak dari Park Cung-hee yang merupakan Presiden ketiga Korea Selatan, sehingga tidak heran jika Presiden Park memiliki pendidikan dan karir yang gemilang di dalam dunia Politik Korea Selatan. 

Sebelum terpilih menjadi Presiden Park Geun-hye sempat menjabat sebagai ketua partai konservatif/nasionalis Korea Selatan GNP yang sekarang lebih dikenal sebagai partai Saenuri. Bersama partai Sauenuri, Park Geun-hye berhasil memenangkan pemilihan Presiden Korea Selatan yang diadakan pada tanggal 19 Desember 2012, dengan angka 51,6% ia mengalahkan lawan politiknya yang hanya memperoleh 47,9% suara. Lalu ia resmi memulai jabatannya sebagai Presiden ke-11 Korea Selatan pada 25 Februari 2013. 

Kendati demikian dalam perjalanan karirnya Presiden Park tidak berjalan dengan mulus. Ia diduga terlibat dengan tindakan korupsi yang dilakukan oleh orang-orang kepercayaannya yaitu Choi Soon-sil, Ahn Jong-Bbeom, dan Jeong Ho-seong. Yang kemudian tentunya menarik perhatian media terhadapnya. Dimulai dari media internasional, Voice of America, BBC, CNN, dll, menyoroti kejadian tersebut, dan begitu juga dengan media-media lokal seperti Korea Times, dll. Pada awalnya yang paling disoroti oleh media adalah tentang kehadiran Choi sebagai teman dekat dari Presiden yang juga ikut campur dalam tugas kenegaraannya, dimulai dari menulis pidato Presiden, akses terhadap dokumen-dokumen pemerintah, dll. Dan kemudian Choi diputuskan bersalah pada tanggal 20 Oktober 2016 dan resmi tangkap pada tanggal 1 November 2016, atas tuduhan korupsi dan pemerasan perusahaan-perusahaan besar untuk kepentingan pribadi.

Pemberitaan media yang begitu marak membuat masyarakat Korea tidak bisa tinggal diam dan melakukan gerakan demonstrasi yang terus berkelanjutan, gerakan membawa lilin dan memenuhi kota Seoul dengan lilinpun di galakan, sehingga diperkirakan bahwa gelombang demonstrasi yang terjadi selama proses penurunan Park merupakan yang terbesar sejak tahun 1980 di daratan Korea. Tercatat pendukung dari Presiden Park telah menurun sebanyak 5%. Presiden Park telah mencoba untuk meminta maaf kepada publik dan masyarakat Korea Selatan dengan mengakui kesalahannya, tetapi penurunan masa pendukungnya tidak dapat dihindari dan tidak berhasil membuat publik untuk menarik tuntunannya untuk mundur. Sehingga pada tanggal 9 Desember setalah melalui proses panjang Majelis Parlemen Korea Selatan sepakat untuk memakzulkan sang Presiden, dengan 234 suara sepakat, dan 56 suara menolak. 

Dengan dimakzulkannya sang Presiden, maka Park Geun-hye kehilangan kekebalannya terhadap hukum dan dapat diadili secara umum. Park Geun-hye diputuskan bersalah  dan dimasukan kedalam penjara di Pusat Tahanan Seoul di Uiwang, di Provinsi Gyeonggi pada tanggal 30 Maret 2017 dini hari. Dengan dimakzulkannya Park Geun-hye dari masa jabatannya sebagai Presiden, ia resmi sebagai Presiden pertama yang terpilih secara demokrasi tetapi diturunkan dari jabatannya. Selain itu, kejadian lengsernya Presiden Park membuktikan peran media di dalam dunia Politik. 

sumber: BBC, Wikipedia, Tempo


Comments

Popular posts from this blog

The Red Canteen

New Media Review